Jumat, 27 April 2012

INVESTASI AKHIRAT "PEMBANGUNAN MASJID DAN PESANTREN PENGHAFAL AL-QUR’AN IBNU ABBAS KABUPATEN MUNA"

PROPOSAL PROYEK PEMBANGUNAN MASJID DAN PESANTREN PENGHAFAL AL-QUR’AN IBNU ABBAS KABUPATEN MUNA

 
 A.    Latar Belakang

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS Al-Qamar:17,22,32,& 40).
 Demikian pula firman-Nya:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ [٢:١٢١]
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS: Al baqarah: 121)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).
Dua ayat dan hadits di atas merupakan arahan Allah dan Rasul-Nya agar manusia memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kepada ummat manusia. Dengannya Rasullah shallallaahu ‘alahi wasallam membangun peradaban. Membebaskan manusia dari pebudakan, mengangkat derajat mereka,dan melepaskan mereka dari himpitan dunia yang sempit menuju keadilan Islam dan keluasan negeri abadi. Sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alahi wasallam mengahasilkan suatu generasi dengan ciri yang khas dan unik dibanding seluruh sejarah ummat manusia, melalui “madrasah al Qur’an”. Di dalam generasi itu terdapat tokoh-tokoh besar dunia, menara petunjuk bagi manusia yang memimpin peradaban zamannya dengan keadilan dan akhlak mulia. Generasi yang memenuhi panggung sejarah dengan prestasi, walau sang Nabi tidak lagi hidup bersama mereka. Sebab, mereka adalah generasi lulusan “sekolah Nabi” yang mengambil warisan Nabi dengan sepenuh hati, mengukir makna Al-Qur’an di hati dan melukisnya di dalam sejarah. Ajaran sang Nabi senantiasa hidup di dalam sanubari.

Kini generasi ummat Islam miskin prestasi. Menderita kelemahan di segala aspek kehidupan , terpinggirkan  dari peradaban zaman. Ummat Islam kehilangan kekuatan untuk memainkan perannya dalam memimpin manusia di atas akhlak mulia dan keadilan, serta tidak berdaya mengakkan amar ma’ruf nahi munkar. Peradaban ummat manusia pun terguncang kemerosotan moral akibat kelemahan kaum Muslimin.
Pertanyaanya adalah; apa yang hilang dari ummat Islam hingga mereka lemah?  Apa yang mereka tidak miliki? Padahal kaum Muslimin adalah 1/6 dari penduduk bumi. 2/3 sumber daya alam berada di wilayah negara kaum Muslimin . Mereka juga memiliki tekonolgi yang cukup dalam mengembangkan  berbagai sarana kehidupan. Namun mengapa mereka tetap lemah dan terbelakang , diliputi oelh kemiskinan dan kelaparan, kebodohan dan penyakit , ketakutan dan keterpaksaan, intimidasi dan ketidakadilan serta berbagai bentuk kelemahan lainnya. Cahaya kemuliaan kaum Muslimin pun meredup seiring kelemahan-kelemahan yang dideritanya. Sinarnya lambat laun memudar dan tidak lagi kuat  untuk menerangi jalan keteladanan  bagi kehidupan umat manusia. Mereka tersilaukan oleh kemajuan peadaban materi yang telah dicapai oleh bangsa lain.  Lalu disangkanya itulah cahaya yang menuntun pada kebangkitan. Hingga mengalihkan mereka menjadi murid-murid  peradaban materi, yang belajar dan menilai kelulusannya, kemajuannya, kebangkitannya dan kemuliaannya dengan nilai-nilai materi. Namun, teryatanya  mereka masih menjadi bangsa  yang dibelakang bukan didepan.Yang dipimpin bukan memimpin, yang meniru-niru bukan memberi teladan.
Fenomena kelemahan kaum Muslimin di atas adalah akibat dari meredupnya ‘ruh’ dan ‘cahaya’ mereka yang sejati. Yakni ‘ruh’ dan ‘cahaya’ yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk membangkitkan kehidupan manusia yang hakiki.
  وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ [٤٢:٥٢]
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS: Asy Syura:52)

Itulah al Qur’an yang menghimpun “ruh” dan “cahaya” . Dengan ruh itu hati menjadi hidup dan dengan cahayanya hati mampu mengenal kebenaran dan kebatilan. Dengan al Qur’an Allah meninggikan suatu kaum yang memuliakannya dan merendahkan kaum yang melalaikannya.
Segala upaya untuk mendekatkan  ummat dengan  al Qur’an perlu segera dilakukan secara lebih intensif, berkesianmbungan dan terorganisir dengan baik. Yayasan Pesantren Ibnu Abbas merespon permasalahan ini dengan mendirikan pondok pesantren Tahfidz Al Qur’an Ibnu Abbas.

Pesantren Ibnu Abbas alhamdulillah telah beroperasi sejak tahun 2006 bertempat di Kelurahan Mangga Kuning Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Seiring perkembangannya, pesantren ini akan dipindahkan ke  lokasi baru yang lebih strategis  yakni Desa La Salepa Kecamatan La Salepa Kabupaten Muna. Mengawali proyek pembangunan ini,-alhamdulillah- pengelola yayasan telah berhasil mendapatkan bantuan dari pihak donatur  yang bersedia membiayai bangunan Masjid dan asrama santri . Hanya saja pihak donatur mempersayaratkan  lokasi  tersebut layak dan siap untuk didirikan bangunan di atasnya. Alhamdulillah pihak yayasan telah mendapatkan lokasi yang merupakan tanah wakaf. Namun lokasi tersebut masih perlu ditimbun sehingga lokasi tersebut belum siap dibangun. Beban biaya penimbunan ditambah biaya administrasi dan IMB sekitar Rp 135.000.000 (Seratus Tiga Puluh Lima Juta Rupiah)

Oleh karena itu, kami mengajak  bapak/Ibu/sdr(i) Muhsinin kiranya dapat berpartisipasi menjadi donatur /penyumbang biaya penimbunan lokasi pembangunan pesantren penghafalan Al Qur’an tersebut. Semoga sedekah, infak, dan donasi bapak/ibu/sdr (i) tercatat sebagai ibadah di sisi Allah  Ta’ala dan menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir.

Donasi dapat diantar langsung ke Masjid Al Wahdah/ Yayasan Ibnu Abbas Jalan Kontu Kowuna (belakang SLTP 3 Raha) Kelurahan Mangga Kuning Kecamatan Mangga Kuning Kab. Muna Sulawesi Tenggara, atau transfer via rekening:  BNI CABANG BAU-BAU NO.REK.0196575474 an.La Sinani, Spd. CP : 081 342 611151 (Salehaman).


Ketuan Yayasan Ibnu Abbas Kab. Muna

                ttd

Ust. Fajar Mahyuddin, Spd.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar